Penggenapan Firman Allah Yang Membangun & Meneguhkan Jemaat

“Akan terjadi pada hari-hari terakhir, demikianlah firman Allah bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi”.
(Kisah Para Rasul 2:17 & Yoel 2:28)

Perkembangan dan pertumbuhan gereja dalam bentuk fisik bangunan secara organisasi, menunjukkan progresifitas yang membanggakan dan sangat positif dari waktu ke waktu. Bahkan, gedung-gedung gereja tidak mampu lagi menampung jemaat Tuhan yang mengalami gerakkan pemulihan rohani akbar (transformasi rohani) dan tuaian global petobat-petobat baru yang terus-menerus bertambah jumlahnya.

Persekutuan-persekutuan Doa berlabel oikumene yang independen telah bertumbuh subur bagai “jamur” musim hujan plus Yayasan-yayasan Pelayanan Kristen dengan jadwal kegiatan Pelayanan Penginjilan dan Diakonia yang sangat padat. Mereka “melihat”/menganggap bahwa gereja dan dogmanya sudah “ketinggalan zaman karena terlalu liturgis tradisionil”. Memang, dari satu segi, kehadiran Persekutuan Doa & Yayasan Pelayanan Kristen sangat membantu gereja dalam menjaring jiwa-jiwa baru, tetapi di sisi yang lainnya menjadi “bumerang” bagi denominasi gereja karena “ditinggalkan” jemaat yang “harus” berpindah tempat ibadah dengan berbagai alasan antara lain, tata cara beribadah yang kaku dan “mati”, tidak ada urapan & kehadiran Tuhan bila beribadah dalam gedung gereja, kurang bahkan tidak terbuka terhadap pekerjaan & karya Roh Kudus lewat nubuatan, penglihatan-penglihatan dan mimpi sebagai suatu karunia ilahi. Dengan lain perkataan, gereja yang selama ini cenderung untuk mempertahankan dan memperjuangkan penyebarluasan dogma & doktrin organisasi gereja, telah dianggap sangat menghambat pertumbuhan dan perkembangan rohani individu bahkan jemaat.

Ajaran-ajaran baru hasil tafsiran Alkitab yang rasanya belum pernah di “sodorkan” organisasi gereja, menjadi “kesukaan” jemaat dalam Persekutuan/Yayasan Pelayanan Kristen. Gereja nampaknya sangat “kelelahan” untuk secara mendadak menata kembali kekurangan-kekurangan karena tidak ingin terus-menerus menderita “kerugian” kehilangan jemaat yang ber-nomaden ke Persekutuan/Yayasan Pelayanan Kristen. Akibatnya, ada sebagian/beberapa organisasi/denominasi gereja yang “terpaksa” harus mengadopsi dogma/doktrin Persekutuan/Yayasan Pelayanan Kristen tanpa melalui suatu proses filterisasi doktrin yang Alkitabiah.

Jika tidak dapat dikatakan secara umum, gereja sementara dan telah kehilangan visi dan misi pelayanan adikodrati sehingga menjadi “mandul” dalam menjaring jiwa-jiwa baru, maka dapat diperlunak dengan ungkapan hasil pengamatan lapangan bahwa gereja hanya “efektif” secara intern yakni dengan menempatkan diri sebagai “pesaing utama” untuk saling “memenangkan” mereka yang notabene adalah juga para pemercaya yang berbeda denominasi/merk saja. “Kebablasan”, mungkin itulah istilah yang tepat bagi gereja yang berupaya mengantisipasi “kepergian” jemaatnya.

Memang harus diakui bahwa penerapan penafsiran ayat-ayat Firman Tuhan dalam Persekutuan Oikumene ada juga yang alkitabiah sehingga dapat menjadi tambahan referensi teologis yang membangun iman. Tetapi beberapa diantara yang lainnya telah terjadi kesalahan penafsiran yang “fatal” dan sangat merisaukan. Satu diantaranya adalah kesalahan penerapan penafsiran ayat-ayat dalam KPR/Yoel seperti yang terkutip di atas.

Orang Kristen yang penuh dengan Roh Kudus belum tentu kebal terhadap tipuan Iblis. Jadi, penting sekali untuk selalu waspada, mencari informasi tentang strategi musuh, dan selalu mengikuti jalannya peperangan. Ini berarti mewaspadai teologi-teologi yang populer saat ini, dan menelaahnya berdasarkan Kitab Suci. Kalau itu kita lakukan, mungkin kita akan terkejut bila mendapatkan begitu banyak teologi populer yang ternyata kurang sesuai dengan kaedah Alkitab

Pada awalnya, iman kristiani yang kering dan mati dikobarkan oleh pesan yang berapi-api bahwa Yesus adalah Tuhan, bahwa Roh Kudus akan memberi kekuatan kepada orang yang percaya untuk hidup tunduk kepada Dia sebagai Tuhan, dan bahwa karunia-karunia Roh dibutuhkan dan dapat diperoleh pada hari ini juga. Kebenaran-kebenaran ini telah terwujud dalam kehidupan amat banyak orang. Pada kenyataannya Roh Allah yang penuh kuasa bekerja tanpa mengenal bentuk dan batasan.

Akan tetapi, beberapa pemimpin gereja/rohani begitu terhanyut dalam momentum ini, sehingga berusaha keras untuk mencegah mengendurnya semangat dengan berbicara tentang wahyu baru. Kata mereka, Allah mempunyai pesan baru untuk saat ini.

Wahyu-wahyu baru apakah yang sekarang telah menjadi gerakan (movement)? Tidak lain adalah apa yang “memuaskan keinginan telinga manusia” (2 Tim. 4:3-5) – formula yang pasti untuk memperoleh kesehatan, kekayaan, keberhasilan, kebahagiaan dan kepuasan diri sendiri. Bagaimanapun juga tidak banyak orang yang tertarik pada apa yang dikatakan Yesus bahwa mengikuti Dia berarti pengorbanan. Dan pengorbanan ini meliputi penganiayaan, penderitaan, dan kerugian pribadi.

Waspadalah, kita membutuhkan ajaran yang benar, prinsip-prinsip alkitabiah yang diterapkan pada dilema kehidupan saat ini. Dan tidak ada salahnya bila kita mengagumi pertunjukkan kuasa Allah. Akan tetapi, jika hal ini disalahgunakan sehingga Kristus tersisihkan, semuanya itu akan menjadi perangkap iblis. Dalam usaha kita untuk menerapkan prinsip-prinsip alkitabiah pada kebutuhan khusus manusia, pusat perhatian utama kita haruslah pada Dia – Kristus yang hidup dan dinamis.

Di bawah ini akan dijelaskan/dibahas secara teologis Alkitabiah mengenai penerapan karunia bernubuat (prophecy), penglihatan (vision) dan mimpi (dream).

A. BERNUBUAT (PROPHESY)

A.1. ETIMOLOGI (Asal-usal Kata)
Kata “bernubuat” dalam bahasa Ibrani adalah nābā’(verb), “to prophesy” (bhs. Inggris) digunakan untuk menggambarkan fungsi nabi yang sesungguhnya sebagai “juru bicara” Allah (penyambung/perantara pesan Allah) kepada umat dibawah kontrol/pengaruh dan pimpinan Roh Kudus (I Raja-raja 22:8; Yeremia 29:27; Yehezkiel 37:10). Bernubuat adalah suatu tugas yang tidak dapat dihindari oleh seorang nabi (Amos 3:8b). ”Bernubuat” adalah jauh melebihi dari sekedar meramalkan kejadian-kejadian di masa yang akan datang. Tentunya, yang menjadi perhatian utama dari seorang nabi adalah menyampaikan firman Allah kepada umat, memanggil mereka untuk mengadakan perjanjian iman (mis. nubuatan nabi Yunus tentang Niniwe).

Dalam bahasa Greek, prophēteuō (verb) digunakan untuk (a) yang terutama adalah terus memberitahukan nasihat-nasihat ilahi (I Korintus 14:3-5; Wahyu 11:3); (b) menceritakan terlebih dahulu (dimasa kini) tentang kejadian-kejadian yang berlangsung di masa yang akan datang (Yohanes 11:5; I Petrus 1:10; Yudas 14).

A.2. TERMINOLOGI (Definisi Istilah)
Rasul Paulus memberi definisi sederhana tentang nubuat dalam suratnya kepada jemaat Tuhan yang ada di Korintus (1 Korintus 14:3) : “tetapi siapa yang bernubuat ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.”

Bernubuat adalah berbicara dengan tujuan menguatkan, memberi semangat dan menghibur orang lain. Namun nubuat bukan sekedar perkataan manusia, melainkan perkataan ilahi. Dalam istilah sederhana, nubuat adalah mendengar dari Allah dan memperkatakan apa yang didengar dengan tujuan membangun, menghibur dan memberi semangat kepada orang lain. Bernubuat adalah mendengar dari Allah dan berbicara kepada manusia.

Bernubuat dapat juga didefinisikan sebagai perkataan-perkataan yang disampaikan oleh seorang nabi atau mereka yang dikaruniai roh nabi karena Tuhan (2 Petrus 1:21). Bernubuat berarti berbicara bagi Allah (Amos 7:15), atau menulis apa yang diilhamkan Allah (Kitab Wahyu).

A.3. MEMAHAMI NUBUATAN
Bernubuat adalah suatu karunia Roh Kudus. Ia bukanlah milik seseorang. Roh Kudus memberikan karunia-karunia kepada orang-orang secara khusus, sebagaimana yang Ia kehendaki. Setiap orang bisa dipakai di dalam karunia bernubuat ini asalkan mereka adalah orang-orang percaya yang sudah lahir baru, dipenuhi dengan Roh Kudus, dan juga mereka terbuka terhadap manisfestasi supranatural. Orang-orang Kristen yang dipenuhi dengan Roh Kudus dan bisa bernubuat tidak berarti bahwa mereka itu adalah nabi.

Nubuatan memberikan pernyataan maksud Allah didalam situasi yang sedang kita hadapi. Kita bisa memahaminya dengan lebih baik jika kita berpikir dari segi pikiran dan hati. Nubuatan seringkali menyingkapkan isi hati Allah.

Perkataan nubuatan memiliki kekuatan pengaruh yang berbeda, sesuai dengan situasi, keadaan, tingkat iman dan pemahaman dari pihak yang menerima; dan juga tergantung pada kemampuan, pengalaman, pemahaman dan hubungan dari pihak penyampai dengan Roh Kudus. Karunia bernubuat juga memiliki aspek masa depan terhadap sesuatu hal. Dinyatakan saat ini, namun belum terjadi. Kitab Wahyu merupakan contoh utama tentang pernyataan nubuatan. Hampir seluruh halaman dari kitab ini berisikan nubuatan, berkenaan dengan nubuatan yang akan terjadi, ramalan dan perkiraan.

Karunia bernubuat bisa sangat pribadi seperti mempersatukan orang-orang didalam kesatuan dan kebersamaan di hadapan Allah. Banyak kata-kata nubuatan didalam ayat-ayat Alkitab yang diberikan kepada pribadi-pribadi. Kata-kata ini adalah kata-kata berkat, dorongan, peringatan, pengarahan, koreksi dan penghukuman. Ucapan nubuatan yang sama juga disampaikan kepada semua kelompok, suku, kota dan bangsa.

A.4. NILAI NUBUATAN
  • Nubuatan membangun, menasehati, dan menghibur jemaat (I Kor. 14:3).
  • Nubuatan bisa membawa koreksi dan peringatan (Why 2 & 3)
  • Nubuatan bisa menyediakan terobosan pemberitaan Injil ( I Kor. 14:24-25).
  • Nubuatan penting sekali dlm peperangan rohani (I Tim. 1:18; 2 Taw. 20:14-17; Yos. 6:1-5).

A.5. KOMPONEN NUBUAT
Setiap perkataan nubuat pada dasarnya terdiri dari tiga (3) komponen berbeda. Komponen-komponen ini adalah : pewahyuan, penafsiran, dan penerapan. Isi dari setiap komponen ini seringkali berbeda, tetapi mereka menyatu untuk menghasilkan suatu perkataan.

* Pewahyuan.
Bagian pertama dari perkataan nubuat adalah informasi yang kita terima dari Allah. Informasi ini diberikan Allah, tanpa akal jasmani kita mengetahui informasi tersebut sebelumnya. Pewahyuan pada dasarnya adalah pengetahuan atau informasi yang tidak kita ketahui kecuali Allah yang menyatakannya kepada kita. Wahyu datang dalam berbagai bentuk dan tingkat yang berbeda.

Pewahyuan dapat dinyatakan melalui sebuah mimpi, penglihatan, kesan atau pemberitahuan. Ia pada dasarnya adalah bagian dari suatu perkataan nubuat dari “apa yang telah kita lihat, dengar, atau terima?” dalam berbagai bentuk dan tingkat yang berbeda.

* Penafsiran.
Penafsiran adalah pengertian yang Allah berikan mengenai wahyu yang kita terima dari Tuhan. Penafsiran adalah bagian dari nubuat tentang “Apa yang Tuhan katakan?” atau “Apakah arti dari wahyu tersebut?”.

* Penerapan
Komponen ketiga dari perkataan nubuat adalah penerapan. Ini adalah pengertian tentang bagaimana kita mengimplementasikan atau mendayagunakan wahyu dan penafsiran yang kita terima. Penerapan ini adalah bagian nubuat tentang “Apa yang kita lakukan dengan pesan Tuhan ini?” Seringkali penerapan bukanlah pekerjaan kita, melainkan lebih kepada orang yang menerima perkataan nubuat untuk menetapkan apa yang seharusnya ia lakukan sebagai hasil dari perkataan nubuat tersebut.

A.6. MENANGGAPI DAN MENIMBANG NUBUATAN
Kitab Suci mendorong kita untuk, “ujilah segala sesuatu …” (I Tes. 5:20-21). Oleh karena itu kita dapat terhindar dari kebingungan yang berkepanjangan tentang nubuatan yang disampaikan. Kita tidak perlu terlalu hati-hati ketika menyelidiki nubuatan. Dengan lain perkataan nubuatan itu perlu diselidiki berdasarkan beberapa kriteria penguji utama yakni :
  • Pola Alkitabiah (I Kor. 12)
  • Apakah nubuatan itu membangun, menasehati dan menghibur? (I Kor. 14:3).
  • Roh apa yang ada di balik nubuatan itu? (Wahyu 19:10, KPR. 16:16-18).
  • Apakah nubuatan itu sesuai dengan Kitab Suci? (Yesaya 8:20)
  • Apakah nubuatan itu mengagungkan Yesus? (I Kor. 12:3)
  • Apakah nubuatan itu bersifat memanipulasi dan menguasai?

A.7. GAMBARAN SEORANG NABI
Seorang nabi diterima sepenuhnya oleh Allah dan ditolak sepenuhnya oleh manusia pada masanya. Seorang nabi datang untuk meluruskan hal-hal yang menyimpang. Tugasnya adalah memanggil mereka yang memberontak untuk kembali taat! Ia tidak disukai karena ia menentang mereka yang populer dalam moralitas dan kerohanian. Dalam masa para politikus yang tidak memiliki karakter yang baik dan pengkhotbah yang tidak bersuara, tidak ada kebutuhan bangsa yang lebih mendesak dibanding seruan kita kepada Allah untuk mengirimkan seorang nabi! Fungsi seorang nabi, seperti yang pernah dikatakan oleh Austin Sparks, “Hampir selalu untuk pemulihan.”

Nabi Allah adalah penyelidik-Nya yang mencari harta terpendam. Tingkat efektifitasnya ditentukan oleh ukuran ketidakpopulerannya. Kata kompromi tidak dikenalnya. Beberapa gambaran karakteristik tentang seorang nabi :
  • Ia tidak memasang harga.
  • Ia sepenuhnya “hidup dalam dunia lain”.
  • Ia sangat kontroversial dan menentang tanpa ampun.
  • Ia bergerak menurut tuntutan yang berbeda.
  • Ia menyampaikan wahyu yang sangat penting.
  • Ia adalah seorang “pelihat” yang datang untuk menuntun mereka yang buta.
  • Ia tinggal di gunung-gunung Allah yang tinggi dan turun ke dalam lembah dengan mengatakan “demikianlah Firman Tuhan.”
  • Ia mengambil bagian dalam beberapa hal yang direncanakan Allah sehingga ia mengetahui bencana yang akan datang.
  • Ia hidup dalam “pengasingan penuh”.
  • Ia tulus dan terus terang, tetapi ia tidak menuntut haknya.
  • Nubuat-nubuatnya ditentang.
  • Kebenaran yang disampaikannya menyiksa, tetapi suaranya tidak pernah sia-sia.
  • Ia dipandang hina pada masa sekarang dan menjadi pahlawan di masa depan.
  • Ia dijauhi selama hidupnya dan dipuji ketika ia sudah mati.
  • Ia adalah penuntun yang membawa kita kepada Kristus, tetapi hanya sedikit “yang berhasil” mengikuti pengajarannya.
  • Ia menentang kedudukan dalam pelayanan; kemudian diangkat sebagai seorang kudus oleh penerusnya.
  • Ia mengalami penderitaan setiap hari selama masa pelayanannya, tetapi ia memberikan Roti Hidup kepada mereka yang mendengarkan.
  • Ia memberitakan, memutuskan dan mencela!
  • Ia berbicara kepada manusia tentang Allah.
  • Ia membawa terang kebenaran di antara orang-orang yang murtad, sementara ia dicerca oleh manusia.
  • Ia berhadapan dengan Allah sebelum ia berhadapan dengan manusia, tetapi ia tidak meninggikan dirinya sendiri.
  • Ia tinggal dengan Allah ditempat yang tersembunyi, tetapi tidak ada yang perlu disembunyikannya di tempat-tempat umum.
  • Ia peka secara alami tetapi bersifat rohani secara adikodrati.
  • Ia memiliki kerinduan, tujuan dan sikap siap tempur.
  • Ia sabar, tetapi tidak kenal kompromi.
  • Ia ditahbiskan Allah dan dihina manusia.

B. PENGLIHATAN (VISION) DAN MIMPI (DREAM)

B.1. ETIMOLOGI (Asal-usul Kata)
Penglihatan berasal dari bahasa Ibrani : hāzōn, Yunani : horama, Inggris : vision, sight, a spectacle, appearance, yang hampir selalu menandakan suatu arti pewahyuan ilahi. Pertama, kata hāzōn menunjuk pada pengertian dari “visi kenabian/profetik” dimana pesan-pesan ilahi di komunikasikan (Yehezkiel 12:21-22). Kedua, kata ini juga berarti menampilkan kembali pesan yang diterima melalui penglihatan profetik (Amsal 29:18). Ketiga, arti kata hāzōn yang lainnya adalah menyajikan/menampilkan kembali secara keseluruhan dari pesan kenabian/nabi, seperti yang tercatat dalam Yesaya 1:1. Jadi, kata hāzōn menunjuk pada hubungan antara isi fokus komunikasi ilahi dengan pengertian-pengertian dari pesan-pesan tersebut yang tidak dapat dipisahkan.

Mimpi berasal dari kata halôm (bhs. Ibrani), onar/enupnion (bhs. Greek), dream (bhs. Inggris), yang berarti mimpi yang biasa dialami seseorang dalam ketidurannya (Ayub 7:14; Mat. 2:19-22) tetapi arti terpenting dalam penggunaan kata ini adalah menunjuk/mengarah pada “mimpi nabi” dan/atau “visi nabi”. Dan ini berarti bahwa sebuah mimpi adalah juga sebuah penyataan ataupun penampakkan (Kejadian 20:3; Matius 27:19).

B.2. TERMINOLOGI (Definisi Istilah)
Penglihatan adalah salah satu cara Allah dalam menyampaikan maksud ataupun rencana-rencanaNya kepada seseorang yang dipilihNya dalam keadaan sadar diri (tidak sedang tidur) mengenai orang lain, kelompok orang, suku ataupun bangsa. Orang yang dipilih Allah tersebut di beri karunia nabi atau diangkat sebagai nabi oleh Allah sendiri dan Allah juga memberi pengertian untuk menafsirkan penglihatan tersebut. Biasanya, penglihatan berhubungan erat dengan proses penyampaian pesan-pesan nubuatan.

Mimpi adalah pembentukan imajinasi alam bawah sadar dalam bentuk gambaran yang bergerak seperti film yang dialami/dilihat seseorang ketika sedang tertidur. Mimpi bisa terjadi sebagai suatu bentuk pengulangan kegiatan seseorang yang pernah dilakukannya dalam alam sadar atau dengan lain perkataan, mimpi itu terbentuk dari “rekayasa” pikiran dan perasaan dibawah kontrol alam tak sadar seseorang sehingga membuatnya seperti hidup dan melakukan segala sesuatu di alam mimpi itu. 

Tetapi mimpi, bisa merupakan suatu gambaran bergerak yang di karuniakan Tuhan Allah kepada seseorang sebagai bentuk komunikasi antara Allah dengannya ketika orang tersebut sedang tertidur dengan maksud-maksud tertentu seperti “memberi peringatan/menegur, dorongan, memulihkan, memberi petunjuk ataupun pengajaran”. Dan biasanya mimpi yang diberikan Tuhan kepada seseorang dapat ditafsirkan langsung oleh orang tersebut atau Tuhan memakai orang lain untuk memberitahukan/ menafsirkan arti mimpi tersebut (baca, Bilangan 12:6; Kejadian 40 & 41; Daniel 1:17).

B.3. JENIS-JENIS PENGLIHATAN DAN MIMPI

B.3.a. PENGLIHATAN
Ada berbagai cara Allah berbicara kepada kita yang secara umum termasuk dalam kategori penglihatan. Dalam skala pewahyuan profetik, secara umum penglihatan merupakan pewahyuan yang lebih tinggi dari impresi/kesan sebab sifatnya lebih obyektif.

B.3.a.1. Penglihatan-penglihatan sekilas dalam Roh.
Ini merupakan jenis penglihatan yang paling rendah dan merupakan gambar internal yang kita terima dari Tuhan yang berlalu dengan cepat. Penglihatan-penglihatan sekilas ini biasanya bersifat simbolik. Misalnya, pada saat kita berdoa untuk orang lain, Tuhan memberi penglihatan sekilas di dalam roh kita yang mungkin pada awalnya tidak dimengerti. Tetapi kita harus berdoa untuk mendapatkan intepretasi supaya dapat mengerti apa yang sedang Allah katakan. Biasanya, jenis penglihatan ini muncul ketika kita sedang berdoa dalam pengurapan Roh Kudus (Yudas 20).

B.3.a.2. Penglihatan internal.
Penglihatan-penglihatan ini lebih jelas bila dibandingkan dengan penglihatan sekilas. Penglihatan ini lebih dari sekedar gambar; ia memiliki “alur cerita” dari kejadian-kejadian yang transparan dengan tingkat pewahyuan yang lebih tinggi. Penglihatan jenis ini dapat diinterupsi oleh berbagai gangguan sehingga diperlukan fokus yang baik untuk mencegahnya agar tidak hilang.

B.3.a.3. Penglihatan-penglihatan terbuka.
Jenis penglihatan ini diterima ketika mata kita terbuka dan tidak berhenti oleh karena gangguan-gangguan. Penglihatan ini dapat mulai dan berlanjut bahkan ketika kita terlibat di dalam aktivitas yang menyita perhatian. Hampir sama dengan melihat sebuah pemandangan yang diterjemahkan secara fisik seperti di dalam pemandangan sebuah film (Keluaran 3:3).

B.3.b. MIMPI
Mimpi merupakan cara lain yang umum dipakai Tuhan untuk berbicara. Di dalam 2 pasal pertama Injil Matius, diceritakan tentang bagaimana Yusuf mendapat 4 mimpi yang berbeda dari Allah yang bersifat perintah (Matius 1:20; 2:13; 2:20; 2:22). Ada beberapa jenis mimpi berbeda yang diberikan Tuhan.

B.3.b.1. Mimpi secara harafiah.
Mimpi hanyalah sebuah sketsa singkat, menunjukkan kepada kita hari-hari yang akan datang pada keadaan tertentu. Mimpi jenis ini lebih mudah dimengerti karena hanya memerlukan sedikit interpretasi atau tanpa interpretasi sama sekali.

B.3.b.2. Mimpi simbolik.
Jenis mimpi ini harus diinterpretasi dengan hati-hati dan sering dengan lebih banyak doa dan meditasi. Beberapa mimpi simbolik merupakan cara yang sangat pribadi yang Allah pakai untuk berbicara kepada orang-orang mengenai keputusan yang mereka hadapi.

B.3.b.3. Mimpi tentang malaikat-malaikat atau Tuhan.
Beberapa mimpi berisikan hanya tentang malaikat atau Tuhan yang berbicara kepada kita. Hal bukanlah kunjungan malaikat, melainkan mimpi, yang merupakan pewahyuan tingkat tinggi. Dalam Alkitab terdapat beberapa contoh mengenai mimpi jenis ini (Kejadian 20:3, 31-34; I Raja-raja 3:5-15; Matius 1:20; 2:12-13).

B.4. MENGUJI PENGLIHATAN DAN MIMPI
Pastilah banyak orang bertanya-tanya, “Bagaimana saya dapat membedakan apakah suatu penglihatan atau mimpi berasal dari Tuhan, manusia atau iblis?”.

Secara teologis, terdapat 4 cara yang bisa dipakai untuk membantu kita membedakan antara penglihatan yang menggunakan imajinasi-perenungan manusia secara alkitabiah, penglihatan yang bersifat kedagingan atau yang dari Iblis. Dapat pula digunakan untuk membedakan antara mimpi yang menggunakan imajinasi-meditasi yang ilahi, yang bersifat kedagingan atau mimpi biasa.

Pertama, Mutlak harus selaras dengan pengajaran Firman TUHAN. (2 Tim. 3:16-17; KPR. 17:10-11;24:14; 1 Kor. 4:6;14:37-38; Mark 7 7:1-13; Yos. 1:8; Yoh. 10:35; Rom.15:4; 2 Pet. 1:20-21).

Kedua, Kesaksian batiniah, yakni kita harus bisa membedakan apakah Roh Kudus meneguhkan roh kita bahwa mimpi atau penglihatan itu berasal dari Tuhan. (Rom 8:16; Kol. 3:15; Filp. 4:7)

Ketiga, Harus digenapi jika penglihatan dan mimpi tersebut berbicara tentang sesuatu yang akan terjadi di masa depan. (Ul. 18:21-22; bandingkan Bil. 12:6).

Keempat, Harus memotivasi kita untuk taat pada Firman TUHAN dan lebih mengasihi TUHAN, Allah pencipta langit dan bumi. (Ul. 13:1-4).

Akhirnya, Alkitab mengatakan bahwa kadang-kadang Tuhan ingin berbicara melalui mimpi dan penglihatan. Tetapi perhatikanlah bahwa mimpi dan penglihatan dari Tuhan itu akan terjadi hanya jika Dia hendak berbicara pada kita dengan cara demikian. Dialah yang akan memutuskan bagaimana akan berbicara pada kita dan bukan kita yang mendesak-Nya untuk memberikan karunia profetik seperti yang kita inginkan/kehendaki.

Bila kita mencoba memaksa Tuhan melakukan sesuatu yang menurut-Nya tidak benar bagi kita saat itu, kita tidak akan menjadi orang Kristen yang dikendalikan Roh Kudus (Galatia 5:25).

Sumber perkongsian:
http://www.sarapanpagi.org/nubuatan-penglihatan-mimpi-vt7340.html
Next
Newer Post
Previous
This is the last post.

Post a Comment

 
Top